Pages

Tuesday, July 21, 2009

Ikhlas kah?

Assalamualaikum wbt

sedikit sharing lagi

Dipetik dari www.iluvislam.com

*************************


Uwais Al-Qorni

Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan, kulitnya kemerah-merahan, dagunya menempel di dada selalu melihat pada tempat sujudnya, tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya, ahli membaca Al Qur’an dan menangis, pakaiannya hanya dua helai sudah kusut yang satu untuk penutup badan dan yang satunya untuk selendangan, tiada orang yang menghiraukan, tak dikenal oleh penduduk bumi akan tetapi sangat terkenal di langit.

Dia, jika bersumpah demi Allah pasti terkabul. Pada hari kiamat nanti ketika semua ahli ibadah dipanggil disuruh masuk surga, dia justru dipanggil agar berhenti dahulu dan disuruh memberi syafa’at, ternyata Allah memberi izin dia untuk memberi syafa’at sejumlah qobilah Robi’ah dan qobilah Mudhor, semua dimasukkan surga tak ada yang ketinggalan karenanya.

Dia adalah “Uwais al-Qorni”. Ia tak dikenal banyak orang dan juga miskin, banyak orang suka mentertawakan, mengolok-olok, dan menuduhnya sebagai tukang membujuk, tukang mencuri serta berbagai macam umpatan dan penghinaan lainnya. Seorang fuqoha’ negeri Kuffah, karena ingin duduk dengannya, memberinya hadiah dua helai pakaian, tapi tak berhasil dengan baik, karena hadiah pakaian tadi diterima lalu dikembalikan lagi olehnya seraya berkata : “Aku khawatir, nanti sebagian orang menuduh aku, dari mana kamu dapatkan pakaian itu, kalau tidak dari membujuk pasti dari mencuri”.

Pemuda dari Yaman ini telah lama menjadi yatim, tak punya sanak famili kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan lumpuh. Hanya penglihatan kabur yang masih tersisa. Untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing. Upah yang diterimanya hanya cukup untuk sekedar menopang kesehariannya bersama sang ibu, bila ada kelebihan, ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya.

Kesibukannya sebagai penggembala domba dan merawat ibunya yang lumpuh dan buta, tidak mempengaruhi kegigihan ibadahnya, ia tetap melakukan puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya. Uwais al-qorni telah memeluk Islam pada masa negeri Yaman mendengar seruan Nabi Muhammad SAW yang telah mengetuk pintu hati mereka untuk menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tak ada sekutu bagi-Nya. Islam mendidik setiap pemeluknya agar berakhlak luhur. Peraturan-peraturan yang terdapat di dalamnya sangat menarik hati Uwais, sehingga setelah seruan Islam datang di negeri Yaman, ia segera memeluknya, karena selama ini hati Uwais selalu merindukan datangnya kebenaran.

Banyak tetangganya yang telah memeluk Islam, pergi ke Madinah untuk mendengarkan ajaran Nabi Muhammad SAW secara langsung. Sekembalinya di Yaman, mereka memperbarui rumah tangga mereka dengan cara kehidupan Islam. Alangkah sedihnya hati Uwais setiap melihat tetangganya yang baru datang dari Madinah. Mereka itu telah “bertamu dan bertemu” dengan kekasih Allah penghulu para Nabi, sedang ia sendiri belum. Kecintaannya kepada Rasulullah menumbuhkan kerinduan yang kuat untuk bertemu dengan sang kekasih, tapi apalah daya ia tak punya bekal yang cukup untuk ke Madinah, dan yang lebih ia beratkan adalah sang ibu yang jika ia pergi, tak ada yang merawatnya.

Diceritakan ketika terjadi perang Uhud Rasulullah SAW mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Khabar ini akhirnya terdengar oleh Uwais. Ia segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada Rasulullah SAW, sekalipun ia belum pernah melihatnya.

Hari berganti dan musim berlalu, dan kerinduan yang tak terbendung membuat hasrat untuk bertemu tak dapat dipendam lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya dalam hati, bilakah ia dapat menziarahi nabinya dan memandang wajah beliau dari dekat ?

Tapi, bukankah ia mempunyai ibu yang sangat membutuhkan perawatannya dan tak tega ditinggalkan sendiri, hatinya selalu gelisah siang dan malam menahan kerinduan untuk berjumpa. Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi menziarahi Nabi SAW di Madinah. Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Beliau memaklumi perasaan Uwais, dan berkata : “Pergilah wahai anakku ! temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang”.

Dengan rasa gembira ia berkemas untuk berangkat dan tak lupa menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi. Sesudah berpamitan sambil menciumi sang ibu, berangkatlah Uwais menuju Madinah yang berjarak kurang lebih empat ratus kilometer dari Yaman. Medan yang begitu ganas dilaluinya, tak peduli penyamun gurun pasir, bukit yang curam, gurun pasir yang luas yang dapat menyesatkan dan begitu panas di siang hari, serta begitu dingin di malam hari, semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya paras baginda Nabi SAW yang selama ini dirindukannya.

Tibalah Uwais al-Qorni di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi SAW, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah Sayyidatina ‘Aisyah r.a., sambil menjawab salam Uwais. Segera saja Uwais menanyakan Nabi yang ingin dijumpainya. Namun ternyata beliau SAW tidak berada di rumah melainkan berada di medan perang. Betapa kecewa hati sang perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tak berada di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi SAW dari medan perang. Tapi, bilakah beliau pulang? Sedangkan masih terngiang di telinga pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman,” Engkau harus lekas pulang”.

Karena ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi SAW. Ia akhirnya dengan terpaksa mohon pamit kepada Sayyidatina ‘Aisyah r.a. untuk segera pulang ke negerinya. Dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi SAW dan melangkah pulang dengan perasaan haru. Sepulangnya dari perang, Nabi SAW langsung menanyakan tentang kedatangan orang yang mencarinya.

Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa Uwais al-Qorni adalah anak yang taat kepada ibunya. Ia adalah penghuni langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan baginda Rosulullah SAW, sayyidatina ‘Aisyah r.a. dan para sahabatnya tertegun. Menurut informasi sayyidatina ‘Aisyah r.a., memang benar ada yang mencari Nabi SAW dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama.

Rosulullah SAW bersabda : “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-qorni), perhatikanlah, ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya.” Sesudah itu beliau SAW, memandang kepada Sayyidina Ali k.w. dan Sayyidina Umar r.a. dan bersabda : “Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah do’a dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi”.


Tahun terus berjalan, dan tak lama kemudian Nabi SAW wafat, hingga kekhalifahan sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. telah digantikan oleh Khalifah Umar r.a. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi SAW. tentang Uwais al-qorni, sang penghuni langit. Beliau segera mengingatkan kepada Sayyidina Ali k.w. untuk mencarinya bersama. Sejak itu, setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, beliau berdua selalu menanyakan tentang Uwais al-Qorni, apakah ia turut bersama mereka. Diantara kafilah-kafilah itu ada yang merasa heran, apakah sebenarnya yang terjadi sampai-sampai ia dicari oleh beliau berdua. Rombongan kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka.

Suatu ketika, Uwais al-Qorni turut bersama rombongan kafilah menuju kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman, segera Khalifah Umar r.a. dan Sayyidina Ali k.w. mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka. Rombongan itu mengatakan bahwa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, beliau berdua bergegas pergi menemui Uwais al-Qorni. Sesampainya di khemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar r.a. dan Sayyidina Ali k.w. memberi salam. Namun rupanya Uwais sedang melaksanakan sholat. Setelah mengakhiri sholatnya, Uwais menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman.

Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada ditelapak tangan Uwais, sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi SAW. Memang benar ! Dia penghuni langit. Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu tersebut, siapakah nama saudara ? “Abdullah”, jawab Uwais. Mendengar jawaban itu, kedua sahabatpun tertawa dan mengatakan : “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya ?” Uwais kemudian berkata: “Nama saya Uwais al-Qorni”.

Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali k.w. memohon agar Uwais berkenan mendo’akan untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada khalifah: “Sayalah yang harus meminta do’a kepada kalian”. Mendengar perkataan Uwais, Khalifah berkata: “Kami datang ke sini untuk mohon do’a dan istighfar dari anda”. Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais al-Qorni akhirnya mengangkat kedua tangannya, berdo’a dan membacakan istighfar.

Setelah itu Khalifah Umar r.a. berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais, untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menolak dengan halus dengan berkata : “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi”.

Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam tak terdengar beritanya. Tapi ada seorang lelaki pernah bertemu dan di tolong oleh Uwais , waktu itu kami sedang berada di atas kapal menuju tanah Arab bersama para pedagang, tanpa disangka-sangka angin topan berhembus dengan kencang. Akibatnya hempasan ombak menghentam kapal kami sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin berat. Pada saat itu, kami melihat seorang laki-laki yang mengenakan selimut berbulu di pojok kapal yang kami tumpangi, lalu kami memanggilnya. Lelaki itu keluar dari kapal dan melakukan sholat di atas air.

Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu. “Wahai waliyullah,” Tolonglah kami !” tetapi lelaki itu tidak menoleh. Lalu kami berseru lagi,” Demi Zat yang telah memberimu kekuatan beribadah, tolonglah kami!”Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata: “Apa yang terjadi ?” “Tidakkah engkau melihat bahwa kapal dihembus angin dan dihentam ombak ?”tanya kami. “Dekatkanlah diri kalian pada Allah ! “katanya. “Kami telah melakukannya.” “Keluarlah kalian dari kapal dengan membaca bismillahirrohmaanirrohiim!” Kami pun keluar dari kapal satu persatu dan berkumpul di dekat itu.

Pada saat itu jumlah kami lima ratus jiwa lebih. Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam, sedangkan perahu kami berikut isinya tenggelam ke dasar laut. Lalu orang itu berkata pada kami ,”Tak apalah harta kalian menjadi korban asalkan kalian semua selamat”. “Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah nama Tuan ? “Tanya kami. “Uwais al-Qorni”. Jawabnya dengan singkat. Kemudian kami berkata lagi kepadanya, “Sesungguhnya harta yang ada di kapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim oleh orang Mesir.” “Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah kalian akan membagi-bagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah?” tanyanya.”Ya,”jawab kami.

Orang itu pun melaksanakan sholat dua rakaat di atas air, lalu berdo’a. Setelah Uwais al-Qorni mengucap salam, tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menumpanginya dan meneruskan perjalanan. Setibanya di Madinah, kami membagi-bagikan seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah, tidak satupun yang tertinggal.

Beberapa waktu kemudian, tersiar kabar kalau Uwais al-Qorni telah pulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya. Dan Syeikh Abdullah bin Salamah menjelaskan, “ketika aku ikut mengurusi jenazahnya hingga aku pulang dari mengantarkan jenazahnya, lalu aku bermaksud untuk kembali ke tempat penguburannya guna memberi tanda pada kuburannya, akan tetapi sudah tak terlihat ada bekas kuburannya.

(Syeikh Abdullah bin Salamah adalah orang yang pernah ikut berperang bersama Uwais al-Qorni pada masa pemerintahan Sayyidina Umar r.a.) Meninggalnya Uwais al-Qorni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak dikenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tak dihiraukan orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu.

Penduduk kota Yaman tercengang. Mereka saling bertanya-tanya : “Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qorni ? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala domba dan unta ? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya mereka adalah para malaikat yang di turunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya siapa “Uwais al-Qorni” ternyata ia tak terkenal di bumi tapi terkenal di langit.





Friday, July 17, 2009

Hati ini

Assalamualaikum wbt

Astaghfirullahal'azhim..


Lafaz istighfar sebelum memulakan entri kali ini. Tatkala dosa zahir dan tersembunyi terus kita lakukan secara sedar mahupun tidak...

Semalam, kali pertama saya berpengalaman ke tempat kerja dengan menaiki tren.


"Macam nk pegi perang,"
Kak Norma, SV saya ketawa ketika saya sibuk kalut mahu pulang segera.
"Adalah sikit," dalam hati mengakuinya. Perjalanan pergi dan pulang sungguh mencabar. [Takut nak lintas jalan.Hu~]
Selesai isyak dan dinner, Allah kurniakan kami kesempatan ke Kolej Universiti Islam Antarabangsa Selangor (KUIS) di are Bandar Mahkota. Mulai 16-19 July ada Ekstival (Ekspo+Festival) untuk konvokesyen KUIS. Walau tiba agak lewat, sempat jugak kami mengikuti forum menarik dari tuan moderator, Ustaz Dr Badrul Amin dan Ustaz Yusaini (kalau tak salah telinga mendengar). Forum bertajuk "Mahasiswa mendominasi tamadun dunia" [lebih kurang la].

Antara yang menarik ialah formulasi REMAJA yang disampai oleh Ust Badrul Amin:


R = relax. Remaja ni suka benar 'relax'2. Ajak ke masjid dengan ceramah, 'Relax la brother.' Atasilah ia dengan rajin.
E = Emosi tak terkawal. Sikit-sikit merajuk, memuncung. Remaja kenalah kuat emosinya. Disebut suatu sirah sahabat nabi, seorang remaja yang bertemu dengan raja Parsi meredah gurun pasir berbulan-bulan lamanya semata-mata ingin mengatakan kedatangannya ialah untuk mengeluarkan mereka daripada kegelapan jahiliyah kepada keterangan dan kebenaran Islam.

M = meniru. Memang di usia ini, remaja suka meniru-niru orang lain. Tapi hendaklah kita tiru yang baik sahaja.Boleh juga jadi mental yang kuat.

A = aktif, jangan pasif. Dan kalau boleh be proactive. Aktif itu ibarat pahat dan tukul. Sekali ketuk, sekali pahat berjalan. 'Aktif betul pahat ni.' Manakala yang disebutkan sebagai proactive ialah, belum diketuk lagi pahat dah berjalan. 'Berhantu pahat ni.'=)

J = Jati diri. Remaja perlu ada jatidiri yang kuat. Biar di mana sahaja kita berada.
A = KIV. Tak berapa ingat. Agama barangkali.


Sekadar perkongsian=)


****


Hati ini gembira dan terharu dapat hadiah buku dari sahabat dari KUIS. Tak sampai 2 hari kami berkenalan, saya sudah terima 4 buah buku=)



****

Hati tiba-tiba berkata,
"Hai budak, apa amalanmu?

Yang kamu katakan ingin membawa Islam. Falsafah atau amali?

Budak, kau dengar berita orang lain kembali kepada Pencipta, sungguh baik keadaan mereka. Kau rasa kau bagaimana?

Budak, amalan kamu ikhlaskah semua?

Budak, apa yang selalu kau jadikan matlamat dalam amalanmu?

Diri, benarkah ada taqwa di dalammu?

Hati, apa yang selalu yang zikirkan?
Budak, adakah kau fikirkan Tuhan menerima amalmu?
Budak, kepada siapa kamu waqafkan dirimu?
Berapa banyak pula kesalahan dan dosa yang kamu lakukan setiap hari?
Budak, masih banyak kurang dirimu bukan??"

Aqal ,"Kau tahu juga jawapannya, hati."


Diri, kaku. Aqal terus-terus berfikir. Mencari jawapan, merancang tindakan.


************************

Tuhan, tatkala kami memilihMu, Kau pilihlah kami menjadi hamba yang dekat padaMu. dan Tuhan, tatkala kami leka dan alpa, jangan Kau terus-terusan menguji kami dengan keseronokan dunia. Allah, ampuni kami, rahmati kami, berkati kehidupan kami..

Thursday, July 16, 2009

Hartaku hartaMu

Assalamualaikum wbt

Hari ni, seperti yang disebut dalam post yang lepas,
saya nak share sket buku yang menarik lagi berguna ini...

****************

"Kemana wang anda?" tulisan Hajah Rohani bt Datuk Hj Mohd Shahir

Daripada Abu Hurairah r.a katanya, Rasulullah SAW bersabda:


"....seorang hambaku berkata,'Hartaku! Hartaku!', padahal hartanya sesungguhnya tiga macam:


1. Apa yang dimakannya lalu habis.

2. Apa yang dipakainya lalu lusuh; dan

3. Apa yang disedekahkannya lalu tersimpan (untuk akhirat).
Selain daripada tiga macam itu lenyap atau ditinggalkan bagi orang lain."


Dalam perancangan kewangan Islam, konsep yang diketengahkan adalah Allah merupakan Pemilik harta yang mutlak dan manusia sebagai 'pemegang amanah'. Sebagai pemegang amanah, anda tidak boleh membelanjakannya dengan sewenang-wenangnya. Jangan boros serta janganlah terlalu kikir dengan perbelanjaan anda.

**************************

Hm..suatu intro yang baik.. dan renungan, kadang-kadang kita masih rasa berat untuk mengeluarkan harta untuk di'pulang' kan kepada Pemiliknya bukan?....

Seterusnya,
Bagi perancangan kewangan mengikut fasa-fasa kehidupan, selama ini saya kurang aware dan berfikir secara tersusun akan keperluan hala tuju kewangan kita. Maka, buku ini sedikit sebanyak membantu dalam perancangan kewangan kita yang seterusnya:

***************************
Fasa 1 - Awal 20-an sehingga awal 30-an
Dikenali sebagai tahun permulaan. Ramai yang mulai masuk dunia pekerjaan. Antara perkara yang perlu difikirkan tentang keperluan kewangan kita ialah:


i. Pembelian kereta

i. Pembelian rumah

iii. Memilih corak pemakaian untuk pekerjaan
iv. Membayar hutang pendidikan

v. Memberi wang ihsan kepada ibu bapa

vi. Menyumbang kepada ahli keluarga yang memerlukan


Fasa 2
- Awal 30-an hingga awal 40-an

InsyaAllah pendapatan sudah mulai meningkat. Keperluan kewangan meliputi:


i. Penyusunan semula hutang

ii. Pembelian kereta yang lebih mewah

iii. Pengubahsuaian rumah atau pembelian rumah baru

iv. Peruntukan untuk melancong/ mengerjakan haji/umrah

Dari segi perlaburan, mereka di peringkat ini masih boleh menerima risiko. Pembelian polisi takaful juga mungkin pada fasa ini (terfikir tentang kesihatan), dan mulai menabung untuk pendidikan anak-anak.

Pendidikan anak-anak amat penting..chee~

Fasa 3
- Awal 40-an hingga 50-an

Anda sudah masuk waktu senja/Asar! Keperluan kewangan:


i. Penjelasan hutang

ii. Penabungan untuk pencen
iii. Pembelian aset baru mungkin berkurangan kerana takut mengalami beban hutang berlebihan
iv. Perbelanjaan untuk kesihatan diri.


Perlaburan mungkin berkurangan tetapi lebih banyak permantauan pada perlaburan terdahulu. Mulai berjinak dengan dunia perniagaan untuk menyiapkan diri menempuh tempoh persaraan nanti.


Fasa 4
- Awal 50-an akhir usia

Alhamdulillah dikurniakan umur yang panjang. Keperluan perancangan kewangan:


i. Perancangan wasiat/ pengagihan harta
ii. Kesihatan

iii. Penjelasan hutan yang berkos tinggi

iv. Memulakan hobi baru

v. Menyertai kelab-kelab

vi. Pendidikan anak-anak untuk yang belajar di peringkat pengajian tinggi.


Alam perlaburan baru mungkin hanya yang tidak berisiko tinggi.

******************************

Ha, menarikkan [ saya rasa menarik~], sebab selama ni tak rasa pun dah cukup dewasa nak fikir pasal kewangan. Selepas merasa duit sendiri ketika intern ni serta menjalani kehidupan bujang yang bekerja, baru tau banyaknya perkara yang fikir bila tak duduk disara keluarga lagi.Hm... [dah semakin dewasa rupanya~_~"]

Ada banyak lagi yang menarik mengenai buku ni. Jadi boleh dapatkan di pasaran=) [ jadi promoter tak bergaji. Takpe, yang baik elok kita kongsi2kan]
Namun apa yang tak terselit dalam hal-hal kewangan yang patut kita fikirkan tersebut antaranya infaq dan sedekah. Bukannya kita tahu nak mati bila. Kot-kot baru nak merancang kewangan Fasa 1, Allah dah tarik nyawa.
Dan perkara yang paling penting ialah, tahu dari mana datangnya rezeki dan harta kita.

Oleh yang demikian, dalam kita menyusun kewangan kita merata-rata, mari sparekan sebahagian untuk sedeqah kita. Mari!~ [pesanan untuk diri sendiri. Masih tak dan nak cari mesin deposit cimb. Haih, berusaha!].

Semoga bermanfaat=)

Tuesday, July 14, 2009

Muadzam Shah

Assalamualaikum wbt

Update lagi untuk kali ini...

Weekend yang lepas, kami bertiga bergerak ke Uniten Muadzam Shah untuk IPTS Student Caucus. Bergerak sekitar 430 pagi, selepas tidur selama 2 jam meredah malam, kabus dan kegelapan malam menuju ke Pahang, sambil bertemankan note peta yang diexplore daripada Google Earth dan Google map serta 2 orang hulubalang di belakang yang sedang berehat. [huu, ayat~]

Setibanya di bumi Muadzam, segera kami bersiap untuk program yang telah pun bermula sejak semalam. Terus saya menuju ke kumpulan peserta yang membincangkan isu mentor-mentee. Antara tajuk lain ialah, One Malaysia, sukan, research dsb. Perbincangan dan pertukaran idea yang menarik. Seterusnya, perbincangan dengan ahli kampus sendiri.

Forum malam itu, Students: Towards Shaping The Nation.Mujur tak mengantuk. Menarik.
Moral of the story, ketahuilah dan studylah perkara yang ingin dikritik.

Keesokan harinya, satu lagi perbincangan diadakan untuk mengfinalizekan resolusi diikuti pembentangan. Malangnya tak dapat kami bertiga [saya, hasmadi dan hafiz] ikuti program ke penghujung rancangan lantaran ada urusan rumahtangga yang perlu diselesaikan. Maka, terpaksalah kami meninggalkan tuan Presiden dan bodyguardnya, Amin SNR meneruskan perjuangan.

Alhamdulillah, kami selamat tiba di KL sekitar maghrib. Hasmadi dan Hafiz didropkan di Pudu untuk meneruskan perjalanan ke bumi UTP. Akhirnya, tiba di rumah sekitar pukul 9. Fu~

Wut so interesting? Dapat bertukar-tukar pendapat dan idea. Alhamdulillah jua, Allah perkenalkan saya dengan sahabat-sahabat dari uni yang lain. Buat teman dari Kolej Universiti Kuis Selangor, kak Zahidah dan teman-teman. Terima kasih untuk buku yang menarik tu..
InsyaAllah akan dikongsikan dalam post yang akan datang=)
.




Wednesday, July 1, 2009

Muda yang Tua

Assalamualaikum wbt..

Lama juga tak berkesempatan menulis...

Sepanjang berintensi, hampir setiap malam dipenuhi dengan aktiviti-aktiviti..
Alhamdulillah, sekurang-kurangnya tidaklah menjadi penonton setia Keliwon, Datin Wan Abe, Nur Kasih mahupun BioNik. Kami ibarat pengkritik tak berbayar melihatkan cerita yang tersiar. Cinta, konflik cinta, khurafat, harta....begitulah seterusnya.

Cerita hantu, maka akan ada bomoh, asap, jeritan, kadang-kadang tiada pun takbir, azan mahupun doa....[contoh2 kritikan=)]

Pernah sekali saya menghadiri satu ceramah. Kami tiba agak terlambat sebenarnya. Tiba di rumah sekitar maghrib tadi, bergegas warga rumah memasak dinner. Usai solat isyak, kami pun berangkat ke tempat ceramah yang jauhnya lebih kurang 15 minit perjalanan. Ramai orang sudah memenuhi tempat ceramah. Bersimpuh kami di lantai surau bersama-sama sebilangan muslimat yang lain. Dari kanak-kanak perempuan seumur 2 tahun hinggalah kepada makcik yang boleh ku panggil nenek.

Sedang semua warga hadirin hadirat tekun mendengar ceramah, sekali sekala disampuk gelak ketawa, lucu dengan kata-kata tuan penceramah. Melangkah ke depan beberapa orang makcik, mengajak seorang nenek yang duduk bersandar di sliding door surau.

Makcik itu mengajak nenek ke depan, supaya dapat mereka melihat tuan penceramah dan lebih jelas menekuni ceramah.

"Kamu pergi dulu, nanti aku ikut," balas nenek itu. Sebelah tangannya mengurut-ngurut kaki yang dilunjur. Beberapa kali makcik-makcik tersebut mengajak, nenek itu tetap mengatakan dia akan menuruti kemudian.

Selepas kawan-kawannya berlalu, perlahan-lahan nenek itu bangun. Nampak susah untuk bangun, tapi dikuatkan juga dirinya untuk berdiri. Dia bangun perlahan-lahan, bongkok sambil berpaut pada sliding door. Dan perlahan-lahan juga dia melangkah sedikit terhincut-hincut meninggalkan kami menuju kepada kawannya, yang kini sudah berada di hadapan.

Saya? Ingin sangat menolong, tapi tiba-tiba rasa kelu, kaku. Air mata rasa bergenang. Besarnya nikmatMu ya Allah. Nikmat kesihatan, nikmat usia muda, nikmat hidayah. Dan nenek itu, lesap dari pandangan, lebih depan, lebih ingin memenuhi dada dengan ilmu. Saya? masih kaku..

Orang yang kurang nikmat kesihatan masih mahu bersungguh-sungguh mencari ilmu, inikan pula kita yang masih Allah berikan nikmat kesihatan...Subhanallah.


Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan Muslim daripada Amru bin Maimun r.a, bahawa pada suatu hari Rasulullah SAW telah menyampaikan pengajarannya kepada seorang lelaki dengan sabdanya yang bermaksud:

" Rebutlah peluang lima perkara sebelum datang lima perkara yang lain, iaitu masa muda engkau sebelum datangnya hari tua, masa sihat engkau sebelum engkau dilanda sakit, masa kaya engkau sebelum engkau jatuh papa, masa lapang engkau sebelum datangnya waktu sibuk, dan masa hidup engkau sebelum datang saat kematian."

Disebut dalam buku "Taqwa" karangan Tuan Guru Dato' Nik Abdul Aziz b Nik Mat:

Masa muda itu diberi dengan tidak payah diminta. Masa muda jangan dibiar berlalu tanpa erti, kerana masa muda itu pernuh dengan kecergasan fizikla dan mental. Pergerakan jasmani yang kuat untuk melakukan sesuatu pekerjaan atau amal, dan mental remaja yang segar memberikan ruang yang cukup bagi mencapai berbagai-bagai ilmu pengetahuan dan pengalaman.

Masa muda tidak akan bertahan, kerana usia akan menjangkau dewasa dan akhirnya tibalah masa tua. Masa muda yang diberi secara percuma oleh Allah SWT itu, akan ditanya semula pada hari perhitungan kelak kerana usia muda itu bukan sahaja suatu anugerah tetapi juga adalah suatu amanah.

Dan sekarang, ku sudah menginjak dewasa. Dua lagi level hidup yang insyaAllah akan ditempuhi. Alam perkahwinan, alam ibu bapa. Kemudian, tidak akan banyak berubah, sehingga tiba masa kita dipanggil pulang.


" Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putus." Surah at-Tin:4-6

p/s: Masih tidak bersedia untuk pulang. Ampuni kami, Ya Allah.